WELCOME TO MY BLOG>

Senin, 28 April 2014

Asal usul desa tawun dan adat istiadatnya

TAWUN, terletak di DesaTawunKec. Kasreman, arahtimur 7 Km daripusat Kota NgawiJawaTimur. Berbagai Legenda terlahir dari tanah ini.

sendang tawun berada didalam area taman wisata tawun,tepatnya di sebelah utara.

Legenda SendangTawun (Duk Beji) yang sebagian besar penduduknya adalah Petani dengan jumlah 10 Dusun, antara lain DsnTawun 1 sampai 4, kemudian Mencon, Beton, Bugel, Konten, Pucang dan terakhir Dusun “Dari”.

Makam kyai ageng metawun,tepannya disebelah barat kolam renang


Kisah berawal pada abad 15. Konon Ki AgengTawun (biasa juga di sebut Ki Ageng Mentaun) menemukan Sendang ( Mata Air) yang kemudian diberi nama Sendang Tawun dan Ki  Ageng Tawun kemudian menetap disanadan di karuniai 2 orang anak yaitu Raden Lodro joyo dan Raden Hascaryo.
Sementara kedua putranya mempunyai kegemaran yang berbeda. Raden Lodrojoyo lebih suka bertani. Sedang Raden Hascaryo lebih condong belajar ilmu Kanuragan (Ilmu Olah Perang) dan beguru pada Raden Sinorowito, putra Kesultanan Pajang, yang kala itu kebetulan sedang berkelana bersama Ki AgengTawun dan menetap bersama keluarganya.
Berkat keuletan Olah Ke prajuritan, Sultan Pajang berkenan menjadikan Raden Hascaryo sebagai senopati Perang (Panglima). Bagaimanapun, Ki Ageng Tawun akhirnya Gamang hatinya, dan memberikanPusaka andalannya yang berupa Selendang yang diberi nama Kyai CINDE sebagai bekal dalam pergumulan perang antara Pajang dan Kerajaan Blambangan.
Kembali pada kesederhanaan hidup RadenLodrojoyo, yang selalu dekat dengan rakyat kecil. Keinginan kuatnya hanya satu, yakni bagaimana caranya agar Mata Air (Sendang) TAWUN yang tak pernah surut airnya meski kemarau panjang ini bisa mengalir di areal persawahan. Karena hanya dengan cara itu, maka kebutuhan air di musim kemarau bisa tercukupi.
Suatu hari yang jatuh pada hari Jum’at Legi pukul 7 malam, dengan memohon ijin Ramandanya, RadenLodrojoyo, bertekat bulat melakukan Semedi, dengan menjalani TAPA KUNGKUM (Berdo’a sambil merendamkan diri di air), memohon petunjuk padaTuhan yang Maha Esa agar diberi kemudahan untuk membantu warganya yang kebanyakan kaum petani.
Dan tengah malam, warga dikagetkan dengan suara ledakan yang menggelegar. Berbondong-bondonglah penduduk berhamburan keluar menuju tempat ledakan berasal. Dan terbelalaklah pandanganmereka, begitu mengetahui Sendang TAWUN telah pindah tempat ke sebelah utara dengan posisi lebih tinggidari Areal persawahan Warga sehingga Air mengalir deras menuju persawahan warga.
Namun, keberadaan Raden Lodrojoyo tidak ditemukan. Pencarian dilakukan warga hingga menginjak hari Selasa Kliwon dan meski sumbermata air dikuras sampai habis, jasadnya tak pernah ditemukan. Dan Untukmengenang kejadian tersebut, hinggakini di Taman Wisata Tawun selalu diadakan Ritual Adat Bersih Sendang (DUK BEJI) yang selalu tepat mengambil hari Selasa Kliwon dalam setahun sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar