Senin, 28 April 2014
Benteng Pendem (VAN DE BOSCH) Ngawi
Benteng Pendem (VAN DE BOSCH) Ngawi adalah peninggalan pada masa kolonial Belanda, Benteng Pendem ini terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha. Lokasinya mudah dijangkau yakni dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi +/- 1 Km arah Timur Laut. Letak Benteng benteng ini sangat strategis karena berada disudut pertemuan sungai bengawan Solo dan sungai Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.
Pada abad 19 Kota Ngawi menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur dan dijadikan pusat pertahanan Belanda diwilayah Madiun dan sekitarnya dalam perang Diponegoro ( 1825-1830 ). Perlawanan melawan Belanda yang berkobar didaerah dipimpin oleh kepala daerah setempat seperti di Madiun dipimpin oleh Bupati Kerto Dirjo dan di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut pangeran Diponegoro bernama Wirotani. Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. Untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia –Belanda membangun sebuah Benteng yang selesai pada tahun 1845 yaitu Benteng Van Den Bosch.
Benteng ini dihuni tentara Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Van Den Bosch.
Didalam benteng ini sendiri terdapat makam K.H Muhammad Nursalim, yaitu salah satu pengikut pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda dan dibawa ke Benteng ini, konon katany K.H Muhammad Nursalim ini adalah orang yang menyebarkan agama islam pertama di Ngawi, dan memiliki kesaktian yang tinggi,yaitu tidak mempan ditembak, oleh karena itu maka beliau dikubur hidup – hidup.
Pada akhir tahun 2011 akhirnya benteng pendem ngawi dibuka untuk umum setelah puluhan tahun benteng ini tertutup untuk umum. Hal ini terjadi karena gudang senjata juga dipindahkan ke jalan Siliwangi. Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Benteng Pendem ini dibangun oleh gubernur van den bosh sekitar tahun 1839 dengan memanfaatkan sungai bengawan solo dengan tujuan untuk mengatasi serangan dan pengaruh kerajaan mataram di yogyakarta. selain itu benteng ini dulunya juga digunakan oleh ilmuwan belanda sebagai tempat persinggahan.
Meskipun telah berusia tua, benteng pendem ngawi masih sangat kokoh. Bangunan ini terdiri dari pintu gerbang utama serta kamar kamar yang digunakan untuk para tentara. Ada sebuah halaman rumput di tengah tengah benteng dan juga ada beberapa tempat yang dulunya digunakan sebagai kandang kuda. Di sekeliling benteng ada gundukan tanah yang memang sengaja dibuat untuk menahan luapan air sungai bengawan solo hal ini pula yang menjadikan benteng ini terkesan terpendam. Parit selebar 5 meter dahulunya juga ada mengelilingi benteng ini, Namun karena sudah lama parit ini sudah tertutup tanah.
Jika anda penasaran dengan benteng ini. Silakan berkunjung ke kota ngawi tepatnya di Kelurahan Pelem. Untuk mencapai Lokawisata Benteng Pendem Ngawi cukup mudah karena letaknya yang berada di pusat kota Ngawi. Semenjak benteng ini dibuka untuk umum menjadi salah satu objek wisata di Kota Ngawi, benteng ini mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat. Pada awalnya masyarakat kurang percaya akan dibukanya benteng yang telah ditutup selama puluhan tahun ini. Sekarang untuk siapa saja boleh masuk dan berkunjung ke benteng ngawi ini. Untuk masuk Benteng Pendem ngawi anda perlu membeli tiket masuk dengan harga yang murah. Semoga setelah dibuka untuk umum Benteng ini bisa di rawat dengan baik dan dikenal luas.
Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Benteng Pendem ini dibangun oleh gubernur van den bosh sekitar tahun 1839 dengan memanfaatkan sungai bengawan solo dengan tujuan untuk mengatasi serangan dan pengaruh kerajaan mataram di yogyakarta. Saat kaki melangkah memasuki komplek bangunannya, sisa-sisa kekuatan Benteng Van Den Boschatau yang biasa disebut Benteng Pendem Ngawi, masih sangat terasa. Keberadaan benteng ini tak banyak dikenal orang, bahkan nyaris terlupakan. Selama puluhan tahun benteng ini tidak boleh dijamah oleh publik karena merupakan daerah kekuasan militer. Padahal, jika ditelisik, benteng ini merupakan bangunan bersejarah yang patut dilindungi dan dikenal oleh masyarakat.
Menurut cerita masyarakat, setelah Indonesia merdeka, tepatnya sejak tahun 1962, Benteng Van Den Bosch dijadikan markas Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kabupaten Malang. Pada waktu itu, kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng. Karena kondisi yang bangunan tidak mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, maka sekitar 10 tahun kemudian Yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi, Kota Ngawi. Namun, sebagian area benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan. Tembok dan tiang-tiang penyangganya masih berdiri kokoh, hanya saja telah pudar dimakan usia. Tampak jelas jika bangunan Benteng Van Den Bosch ini dibangun sebagai zona pertahanan pada waktu pemerintahan Belanda dulu. selain itu benteng ini dulunya juga digunakan oleh ilmuwan belanda sebagai tempat persinggahan
Meskipun telah berusia tua, benteng pendem ngawi masih sangat kokoh. Bangunan ini terdiri dari pintu gerbang utama serta kamar kamar yang digunakan untuk para tentara. Ada sebuah halaman rumput di tengah tengah benteng dan juga ada beberapa tempat yang dulunya digunakan sebagai kandang kuda. Di sekeliling benteng ada gundukan tanah yang memang sengaja dibuat untuk menahan luapan air sungai bengawan solo hal ini pula yang menjadikan benteng ini terkesan terpendam. Parit selebar 5 meter dahulunya juga ada mengelilingi benteng ini, Namun karena sudah lama parit ini sudah tertutup tanah.
Jika anda penasaran dengan benteng ini. Silakan berkunjung ke kota ngawi tepatnya di Kelurahan Pelem. Untuk mencapai Lokawisata Benteng Pendem Ngawi cukup mudah karena letaknya yang berada di pusat kota Ngawi. Semenjak benteng ini dibuka untuk umum menjadi salah satu objek wisata di Kota Ngawi, benteng ini mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat. Pada awalnya masyarakat kurang percaya akan dibukanya benteng yang telah ditutup selama puluhan tahun ini. Sekarang untuk siapa saja boleh masuk dan berkunjung ke benteng ngawi ini. Untuk masuk Benteng Pendem ngawi anda perlu membeli tiket masuk dengan harga yang murah. Semoga setelah dibuka untuk umum Benteng ini bisa di rawat dengan baik dan dikenal luas.
Menurut beberapa masyarakat sekitar, beberapa kali ada penampakan para pejuang di dalam benteng pemdem. Bahkan pernah diadakan acara “Tukul Jalan-Jalan” yang membahas sejarah dan suasana angker benteng ini. Kesan sangat mistis dikarenakan benteng ini sudah tidak dihuni oleh manusia ditambah ada sebuah makam yang ditumbuhi pohon rindang di atasnya. Jika anda penasaran, silahkan ajak teman atau keluarga anda mengunjungi Benteng Pendem Ngawi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar