Asem legi adalah pohon beringin yg konon di tanam
oleh harjuno untu memanah prabu boko (buto/raksasa) asem legi memiliki tinggi
sekitar 10 meter pada pohon jati di sisi barat daun yg di lewati panah arjuna
itu menjadi berlubang sampai sekarang sang buto mengira panah arjuna itu adalah
nyamuk tapi setelah di lihat ternyata itu adalah panah, raja pun gero gero
(teriak teriak) dan memakan semua pengawal nya raja pun berlari melewati desa
klino dan meninggal di sana karena terkena panah arjuna
Museum Online sejarah Ngawi SMA N 1 Karangjati
Senin, 05 Mei 2014
Asal-Usul Gunung Urung Desa Munggut Kecamatan Padas Ngawi
Gunung Urung terletak di Desa Munggut Kecamatan Padas
Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Gunung ini terletak tepat di sebelah utara jalan
Raya Ngawi-Caruban atau di sebelah barat Puskesmas Padas. Lokasinya sangat
berdekatan dengan jalan raya. Jadi, apabila kita melewati jalan raya
ngawi-Caruban, pasti melewati Gunung urung ini.
Gunung Urung yang dalam bahasa inidonesia berarti Gunung
yang belum jadi. Urung = Belum. Menurut salah seorang warga yang rumahnya
tepat disamping gunung ini mengatakan dan menjelaskan sejarah terjadinya Gunung
Urung di Desa Munggut, bahwa Gunung ini terjadi sejak zaman nenek moyang yang
pada saat itu tiba-tiba saja muncul sebuah Gunung yang memanjang sepanjang 200
m ke sebelah utara. "Gunung iki ujuk-ujuk metu dewe mas, tapi pas
gunung iki urung dadi, dumadakan ono wali lewat sing ndadekake gunung iki ora
kaya gunung umume. Gununge dadi ora dhuwur, nanging dawa." Kata
warga yang saya wawancara yang kebetulan sebagai pemilik tanah (gunung) yang
sekarang ia jual kepada tetangganya itu. Kalo diterjemahkan kedalam bahasa
indonesia berarti ;
Gunung ini tiba-tiba muncul, tetapi ketika gunung ini belum
jadi, tiba-tiba ada seorang wali lewat, sehingga membuat gunung ini tidak
seperti gunung pada umumnya. Gunungnya tidak tinggi tetapi memanjang. Warga ini
bercerita dengan nada setengah gemetar dan tidak mau bercerita yang lebih lagi,
katanya takut. Maklum, dunia mistik sangat erat berkaitan dengan kehidupan
warga.
Status kepemilikan Gunung ini adalah milik pribadi,
karena berada pada tanah pribadi, yaitu milik Ibu Fatimah yang rumahnya
berada di samping Gunung Urung ini. Gunung ini dahulu sepanjang 200 m, tetapi
karena sering di gali dan dijual (sebagai tanah urug), gunung ini hanya tinggal
10 m. Gunung ini ditumbuhi pohon beringin besar yang seolah membuat Gunung ini
nampak menyatu dengan akar beringin.
Ada hal aneh yang juga menjadi cerita warga sekitar Gunung
Urung ini. Adalah beberapa meter ke sebelah timur Gunung ini, merupakan tempat
tinggal Ular Naga Ghaib yang bertubuh Raksasa. Beberapa warga mengaku pernah
melihat Ular Raksasa ini. Karena hal inilah Jalan Raya yang kebetulan menjadi
Sarang Ghaib Ular Raksasa ini tak dapat untuk di aspal. Meski pemerintah
setempat berulang kali memperbaiki Jalan raya ini, tetap saja selalu rusak dan
ambles. Bahkan dengan cara di Paku Bumi pun sudah ditempuh, lagi-lagi ambles
lagi. Salah seorang warga menuturkan bahwa, "Jalan
Caruban-Ngawi yang tepat menjadi sarang Ular Naga Raksasa ini harus di pindah.
Selama tidak dipindah, sang Naga tidak akan rela dan jalan akan tetap ambles,
meski dengan alat cangggih sekalipun".
Gunung Urung terletak di Desa Munggut Kecamatan Padas
Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Gunung ini terletak tepat di sebelah utara jalan
Raya Ngawi-Caruban atau di sebelah barat Puskesmas Padas. Lokasinya sangat
berdekatan dengan jalan raya. Jadi, apabila kita melewati jalan raya
ngawi-Caruban, pasti melewati Gunung urung ini.
Gunung Urung yang dalam bahasa inidonesia berarti Gunung
yang belum jadi. Urung = Belum. Menurut salah seorang warga yang rumahnya
tepat disamping gunung ini mengatakan dan menjelaskan sejarah terjadinya Gunung
Urung di Desa Munggut, bahwa Gunung ini terjadi sejak zaman nenek moyang yang
pada saat itu tiba-tiba saja muncul sebuah Gunung yang memanjang sepanjang 200
m ke sebelah utara. "Gunung iki ujuk-ujuk metu dewe mas, tapi pas
gunung iki urung dadi, dumadakan ono wali lewat sing ndadekake gunung iki ora
kaya gunung umume. Gununge dadi ora dhuwur, nanging dawa." Kata
warga yang saya wawancara yang kebetulan sebagai pemilik tanah (gunung) yang
sekarang ia jual kepada tetangganya itu. Kalo diterjemahkan kedalam bahasa
indonesia berarti ;
Gunung ini tiba-tiba muncul, tetapi ketika gunung ini belum
jadi, tiba-tiba ada seorang wali lewat, sehingga membuat gunung ini tidak
seperti gunung pada umumnya. Gunungnya tidak tinggi tetapi memanjang. Warga ini
bercerita dengan nada setengah gemetar dan tidak mau bercerita yang lebih lagi,
katanya takut. Maklum, dunia mistik sangat erat berkaitan dengan kehidupan
warga.
Status kepemilikan Gunung ini adalah milik pribadi,
karena berada pada tanah pribadi, yaitu milik Ibu Fatimah yang rumahnya
berada di samping Gunung Urung ini. Gunung ini dahulu sepanjang 200 m, tetapi
karena sering di gali dan dijual (sebagai tanah urug), gunung ini hanya tinggal
10 m. Gunung ini ditumbuhi pohon beringin besar yang seolah membuat Gunung ini
nampak menyatu dengan akar beringin.
Ada hal aneh yang juga menjadi cerita warga sekitar Gunung
Urung ini. Adalah beberapa meter ke sebelah timur Gunung ini, merupakan tempat
tinggal Ular Naga Ghaib yang bertubuh Raksasa. Beberapa warga mengaku pernah
melihat Ular Raksasa ini. Karena hal inilah Jalan Raya yang kebetulan menjadi
Sarang Ghaib Ular Raksasa ini tak dapat untuk di aspal. Meski pemerintah
setempat berulang kali memperbaiki Jalan raya ini, tetap saja selalu rusak dan
ambles. Bahkan dengan cara di Paku Bumi pun sudah ditempuh, lagi-lagi ambles
lagi. Salah seorang warga menuturkan bahwa, "Jalan
Caruban-Ngawi yang tepat menjadi sarang Ular Naga Raksasa ini harus di pindah.
Selama tidak dipindah, sang Naga tidak akan rela dan jalan akan tetap ambles,
meski dengan alat cangggih sekalipun".
SEJARAH ASAL USUL DESA DUNGMIRI KEC KARANGJATI
Konon, Desa Dungmiri adalah merupakan desa kecil yang belum
terbentuk suatu wilayah, hanya terdapat suatu sungai yang bermuara pada suatu
embung kecil, yang oleh orang yawa dikaytakan kedung. Kedung ini tidak bisa kering sekalipun pada musim kemarau.
Warga sekitar kedung pada saat itu menggantungkan semua aktifitasnya pada
kedung ini. Mencuci baju, memasak, mandi, dan minum mereka ambil dari kedung
ini. Pada saat itu, rumah-rumah mereka sengaja di dirikan didekat kali/sungai
atau kedung tersebut. Maklum, pada saat itu belum ada sumur seperti pada zaman
sekarang. Disekitar kedung tersebut banyak sekali pohon rempah-rempah yang oleh
masyarakat disebut dengan miri.
Untuk mempermudah mengingat tersebut oleh masyarakat dinamakan DUNGMIRI. Ternyata sejarah desa
Dungmiri yang konon katanya berasal dari kedung ini pun diragukan kebenarannya.
Karena situs kedung ini tidak pernah ada. Beberapa sumber lain mengatakan bahwa
dungmiri berasal dari kata “Gadung dan
Miri”. Gadung adalah tumbuhan buahnya dapat dimakan. Dan miri adalah rempah-rempah atau tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai bumbu dapur. Jadi, dungmiri pada zaman dahulu
ditumbuhi hutan belantara yang didalamnya terdapat banyak pohon gadung dan
miri. Hal ini sesuai dengan nenek moyang kita dahulu yang menamakan DUNG-miri
bukan KEDUNG-miri, karena dung bukan berasal dari kata kedung tetapi berasal
dari kata gadung. Berbeda dengan kedungjati, kedungputri dan kedung-kedung
lainnya.
Minggu, 04 Mei 2014
Sendang ngudal
Senin, 28 April 2014
asal-usul desa kandangan
Pandawa
~ Pada jaman penjajahan kolonial belanda terdapat sebuah desa yang sangat subur
dan makmur serta kerukunan warganya yang sangat kental.Dan itulah yang
membuat jendral sudirman memilih tempat itu sebagai tempat peristirahatan
beliau,serta digunakan sebagai kandang jarane jendral sudirman..Walaupun tempat
lain banyak yang dijajah..namun tempat ini terlewatkan oleh para kolonial
belanda karena pada wktu itu jendral sudirman memagari desa ini dengan tenaga
dalam.
SENDANG KLAMPIS

Sendang klampis di gunakan warga masyarakat untuk acara nyadran dan sekaligus untuk mandi ,nyuci dan masak.cerita dari masyarakat sendang itu banyak pohon klampis maka itulah dinamakan sendang klampis. Ada dua orang yang bernama mbah citro dan mbah kempreng itu adalah penemu sendang klampis. Sendang itu berwujud pekarangan yang luasnya sekitar 100m x 125m di dalamnya itu berisi sumur tua yang dalamnya sekitar 20m, pohon klampis dan pohon gempol. Pada tahun 1965 beliau seorang penemu sendang klampis itu yang bernama mbah citro meninggal dunia dan dimakamkan dibelakang rumah beliau. 3 tahun kemudian mbah kempreng meninggal dunia pemakamnya tidak ditempat mbah citro dimakamkan. Mbah kempreng itu dimakamkan di dekat kali yang berada di utara sendang klampis. setelah mbah citro dan mbah kempreng meninggal tidak ada yang menggantikan posisi beliau tersebut. Sendang klampis tersebut malah dirusak oleh orang-orang yang tidak tau sejarahnya. Di ambil pohon klampisnya digunakan untuk kayu bakar. Kondisi sendang klampis itu sekarang sangat memperihatinkan sumurnya itu tidak dapat berfungsi sama sekali sudah tertimbun oleh tanah. sendang itu hanya bisa digunakan sebagai tradisi nyadran.
Asal usul desa tawun dan adat istiadatnya
TAWUN, terletak di DesaTawunKec. Kasreman, arahtimur 7 Km daripusat Kota NgawiJawaTimur. Berbagai Legenda terlahir dari tanah ini.
sendang tawun berada didalam area taman wisata tawun,tepatnya di sebelah utara.
Legenda SendangTawun (Duk Beji) yang sebagian besar penduduknya adalah Petani dengan jumlah 10 Dusun, antara lain DsnTawun 1 sampai 4, kemudian Mencon, Beton, Bugel, Konten, Pucang dan terakhir Dusun “Dari”.
Kisah berawal pada abad 15. Konon Ki AgengTawun (biasa juga di sebut Ki Ageng Mentaun) menemukan Sendang ( Mata Air) yang kemudian diberi nama Sendang Tawun dan Ki Ageng Tawun kemudian menetap disanadan di karuniai 2 orang anak yaitu Raden Lodro joyo dan Raden Hascaryo.

Legenda SendangTawun (Duk Beji) yang sebagian besar penduduknya adalah Petani dengan jumlah 10 Dusun, antara lain DsnTawun 1 sampai 4, kemudian Mencon, Beton, Bugel, Konten, Pucang dan terakhir Dusun “Dari”.

Makam kyai ageng metawun,tepannya disebelah barat kolam renang
Kisah berawal pada abad 15. Konon Ki AgengTawun (biasa juga di sebut Ki Ageng Mentaun) menemukan Sendang ( Mata Air) yang kemudian diberi nama Sendang Tawun dan Ki Ageng Tawun kemudian menetap disanadan di karuniai 2 orang anak yaitu Raden Lodro joyo dan Raden Hascaryo.
Sementara kedua putranya
mempunyai kegemaran yang berbeda. Raden Lodrojoyo lebih suka bertani. Sedang Raden
Hascaryo lebih condong belajar ilmu Kanuragan (Ilmu Olah Perang) dan beguru pada
Raden Sinorowito, putra Kesultanan Pajang, yang kala itu kebetulan sedang berkelana
bersama Ki AgengTawun dan menetap bersama keluarganya.
Berkat keuletan Olah
Ke prajuritan, Sultan Pajang berkenan menjadikan Raden Hascaryo sebagai senopati
Perang (Panglima). Bagaimanapun, Ki Ageng Tawun akhirnya Gamang hatinya, dan memberikanPusaka
andalannya yang berupa Selendang yang diberi nama Kyai CINDE sebagai bekal dalam
pergumulan perang antara Pajang dan Kerajaan Blambangan.
Kembali pada kesederhanaan
hidup RadenLodrojoyo, yang selalu dekat dengan rakyat kecil. Keinginan kuatnya hanya
satu, yakni bagaimana caranya agar Mata Air (Sendang) TAWUN yang tak pernah surut
airnya meski kemarau panjang ini bisa mengalir di areal persawahan. Karena hanya
dengan cara itu, maka kebutuhan air di musim kemarau bisa tercukupi.
Suatu hari yang
jatuh pada hari Jum’at Legi pukul 7 malam, dengan memohon ijin Ramandanya, RadenLodrojoyo,
bertekat bulat melakukan Semedi, dengan menjalani TAPA KUNGKUM (Berdo’a sambil merendamkan
diri di air), memohon petunjuk padaTuhan yang Maha Esa agar diberi kemudahan untuk
membantu warganya yang kebanyakan kaum petani.
Dan tengah malam,
warga dikagetkan dengan suara ledakan yang menggelegar. Berbondong-bondonglah penduduk
berhamburan keluar menuju tempat ledakan berasal. Dan terbelalaklah pandanganmereka,
begitu mengetahui Sendang TAWUN telah pindah tempat ke sebelah utara dengan posisi
lebih tinggidari Areal persawahan Warga sehingga Air mengalir deras menuju persawahan
warga.
Namun, keberadaan Raden
Lodrojoyo tidak ditemukan. Pencarian dilakukan warga hingga menginjak hari Selasa Kliwon dan meski sumbermata
air dikuras sampai habis, jasadnya tak pernah ditemukan. Dan Untukmengenang kejadian
tersebut, hinggakini di Taman Wisata Tawun selalu diadakan Ritual Adat Bersih Sendang
(DUK BEJI) yang selalu tepat mengambil hari Selasa Kliwon dalam setahun sekali.
Langganan:
Postingan (Atom)