Konon, Desa Dungmiri adalah merupakan desa kecil yang belum
terbentuk suatu wilayah, hanya terdapat suatu sungai yang bermuara pada suatu
embung kecil, yang oleh orang yawa dikaytakan kedung. Kedung ini tidak bisa kering sekalipun pada musim kemarau.
Warga sekitar kedung pada saat itu menggantungkan semua aktifitasnya pada
kedung ini. Mencuci baju, memasak, mandi, dan minum mereka ambil dari kedung
ini. Pada saat itu, rumah-rumah mereka sengaja di dirikan didekat kali/sungai
atau kedung tersebut. Maklum, pada saat itu belum ada sumur seperti pada zaman
sekarang. Disekitar kedung tersebut banyak sekali pohon rempah-rempah yang oleh
masyarakat disebut dengan miri.
Untuk mempermudah mengingat tersebut oleh masyarakat dinamakan DUNGMIRI. Ternyata sejarah desa
Dungmiri yang konon katanya berasal dari kedung ini pun diragukan kebenarannya.
Karena situs kedung ini tidak pernah ada. Beberapa sumber lain mengatakan bahwa
dungmiri berasal dari kata “Gadung dan
Miri”. Gadung adalah tumbuhan buahnya dapat dimakan. Dan miri adalah rempah-rempah atau tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai bumbu dapur. Jadi, dungmiri pada zaman dahulu
ditumbuhi hutan belantara yang didalamnya terdapat banyak pohon gadung dan
miri. Hal ini sesuai dengan nenek moyang kita dahulu yang menamakan DUNG-miri
bukan KEDUNG-miri, karena dung bukan berasal dari kata kedung tetapi berasal
dari kata gadung. Berbeda dengan kedungjati, kedungputri dan kedung-kedung
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar